Friday, March 2, 2012

Kesalahpahaman Masyarakat Tentang IQ

Hai, apa kabar sobat Banua? Kali ini saya menulis tentang “IQ” yang banyak disebut orang sebagai tingkat kepintaran yang dimiliki oleh seseorang. Kehidupan modern menuntut seseorang untuk berpikir cepat, praktis, terarah dan bertindak positif. Bergabagi tantangan hidup harus dihadapi. Banyak problem yang harus diselesaikan manusia. Dalam kerangka tersebut,
sejauh mana peranan bakat dan intelegensia seseorang?


Baiklah, sekarang saya akan mencoba membuka pikiran sobat semua. Jaman sekarang “IQ” sudah hampir diucapkan oleh setiap orang, tapi sedikit yang betul-betul memahami apa yang sebetulnya makna IQ tersebut. Seperti juga kata “mider” sudah menjadi bagian dari kamus kita, demikian juga “IQ”. Dan seperti kata-kata lain yang sejenis kata ini pun sering disalahartikan.

IQ adalah singkatan dari (Intelligence Quotiente) dan dalam penggunaan secara populer sering disamakan dengan usia mental seseorang.

Mungkin karena tes intelengensia biasanya memang mengukur “kematang mental” seseorang. Tetapi untuk menentukan IQ maka usia mental harus dipertimbangkan bersama dengan usianyata dalam tahun dan bulan.

Misalnya saja seorang anak laki-laki usia enam tahun yang mempunyai mental usia sepuluh tahun. Kita memang harus mengakui bahwa perkembangannya berbeda dengan dengan perkembangan seorang anak laki-laki usia lima belas tahun yang usia mentalnya jauga sepuluh tahun. Melalui IQ dapt diperlihatkan perbedaan antara yang satu dengan yang lain.

SALAH PENGARAHAN

Kemudian, kesalahan lain mengenai IQ mungkin akibat ulah para psikolog yang seharusnya lebih bijaksana.
Melalui televisi, radio, buku dan pelbagai surat kabar khusus yang luas sirkulasinya mereka mengeluarkan pelbagai macam tes dengan judul-judul:

Berapakah IQ Olah raga Anda?
Departemen IQ.
IQ Literatur Anda.
Seksi Quiz IQ.
Tea IQ mutakhir.

Maka masyarakat semakin lama semakin bingung karena tes seperti ini mengukur jangkauan ilmu pengetahuan seseorang, kebalikan dari apa yang sesungguhnya dicari oleh nilai-nilai IQ itu sendiri.

Kalau anda tak membaca berita-berita mengenai olah raga atau tidak kuliah di universitas bukan berarti anda bodoh.

Intelegensia bukanlah pengukur jumlah pengetahuan yang kita miliki atau seberapa banyak yang kita simpan dalam otak kita. Intelegensia adalah kapasitas yang kita miliki untuk diketahui. Dengan kata lain, bukan apa yang telah kita pilajari, tapi kemampuan kita untuk belajar.

Memang tes intelegensia hampir semua mempunyai ciri-ciri kelemahannya sendiri, mengandalkan pengetahuan dan bukan kemampuan untuk mengetahui. Tes inipun mau tak mau mengandalkan diri pada kemampuan Anda untuk membaca. Mereka yang belum bisa membaca tak dapat mengikuti tes-tes ini.

Dikutip dari, TEST ANALISA IQ & KEPRIBADIAN ANDA. William Bernard & Jules Leopold.
Referensi: Wikipedia

No comments:

Post a Comment