Musik Panting adalah musik tradisional dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Disebut musik Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan Panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik Panting. Mengenai kapan lahirnya musik “Panting”, sampai sekarang belum didapatkan data tertulis. Tapi, menurut tuturan lisan yang berkembang di pedesaan dan kampung-kampung di Kalimantan Selatan, musik “Panting”...
sudah ada sebelum zaman penjajahan. Atau lebih kurang pada abad ke-18. Pada masa itu, musik “Panting” digunakan untuk mengiringi tarian Japen dan Gandut.Di masa awal dan tahap perkembangannya, “Panting” hanya memiliki tiga buah tali.atau senar. Dimana masing-masing senar punya fungsi tersendiri. Tali pertama disebut pangalik. Yaitu tali yang dibunyikan untuk penyisip nyanyian atau melodi. Tali kedua, disebut panggundah atau pangguda yang digunakan sebagai penyusun lagu atau paningkah. Sedang tali ketiga disebut agur yang berfungsi sebagai bass. Tali “Panting” pada masa lalu dibuat dari haduk hanau (ijuk), serat nenas, serat kulit kayu bikat, benang mesin, atau benang sinali.
Tapi sekarang, karena lebih mudah didapatkan, ditambah lagi dengan bunyinya yang jauh lebih merdu, benang nilon tampak lebih banyak digunakan. Atau, ada pula yang menggunakan tali kawat dengan empat bentangan pada badan “Panting”.
Tahun 1984 Dari hasil penelitian, dinyatakan bahwa musik “Panting” masih layak untuk diangkat kembali ke permukaan. Segala sesuatu pun dipersiapkan. Lagu-lagunya direnovasi dan diganti dengan lagu-lagu Banjar yang sudah diaransement ulang sedemikian rupa. Setelah dibenahi secukupnya dengan tidak meninggalkan esensi sebagai suatu musik tradisi, di tahun 1984 itu juga, musik “Panting” diujicobakan ke festival musik daerah se-Indonesia.
TOKOH-TOKOH
Pada umumnya orang yang memainkan musik Panting adalah masyarakat Banjar. Tokoh yang paling terkenal sebagai pemain Panting adalah A. Syarbaini. Dan ada juga grup-grup musik Panting yang lain. Tetapi sekarang ini seiring dengan adanya perkembangan zaman grup musik Panting menjadi semakin sedikit bahkan jarang ditemui.
DIKUTIP DARI TULISAN: Maulidi Novianri B. Wanyi
- A.W. Syarbaini pada tahun 1969 mengenal dan mempelajari kesenian Musik Tradisional Bajapin
- Pada tahun 1973 membentuk kasenian tradisional bajapin tersebut dengan alat yang sangat sederhana yang terdiri : Panting, Babun, Gong.
- Setelah itu pada tahun 1976 musik bajapin ditampilkan dalam bentuk sajian musik, yakni musiknya saja tanpa mengiringi tarian japin dengan membawakan lagu-lagu melayu banjar pahuluan.
- Pada tanggal 15 November 1977 khususnya di desa Barikin musik bajapin tersebut kembali ditampilkan dalam bentuk acara resipsi perkawinan dan pada waktu itulah diberi nama Musik Panting, dalam acara tersebut telah hadir beberapa orang tokoh seniman Kalimantan Selatan yang ikut menyaksikan pagelaran musik panting tersebut, antara lain : Yustan Azidin, Marsudi, BAH., Anang Ardiansyah, Drs. H. Bahtiar Sanderta.
ALAT-ALAT MUSIK
Alat-alat musik Panting terdiri dari :
- Panting, alat musik yang berbentuk seperti gabus Arab tetapi lebih kecil dan memiliki senar. Panting dimainkan dengan cara dipetik.
- Babun, alat musik yang terbuat dari kayu berbentuk bulat, ditengahnya terdapat lubang, dan di sisi kanan dan kirinya dilapisi dengan kulit yang berasal dari kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara dipukul.
- Gong, biasanya terbuat dari aluminium berbentuk bulat dan ditengahnya terdapat benjolan berbentuk bulat. Gong dimainkan dengan cara dipukul.
- Biola, sejenis alat gesek.
- Suling bambu, dimainkan dengan cara ditiup.
- Ketipak, bentuknya mirip tarbang tetapi ukurannya lebih kecil, dan kedua sisinya dilapisi dengan kulit.
- Tamburin, alat musik pukul yang terbuat dari logam tipis dan biasanya masyarakat Banjar menyebut tamburin dengan nama guguncai.
CARA PENYAJIAN
Menurut cara penyajiannya Panting termasuk jenis musik ansambel campuran. Karena terdiri dari berbagai jenis alat musik. Dalam pertunjukan musik Panting, biasanya jumlah pantingnya sebanyak 3 buah dan ditambah alat-alat musik lainnya. Musik panting disebut juga dengan nama japin apabila penyajiannnya diiringi dengan tarian. Musik panting disajikan dengan lagu-lagu yang biasanya bersyair pantun. Pantun tersebut berisi nasihat ataupun pantun petuah, dan pantun jenaka. Lagu yang dinyanyikan monotor, yang artinya musik tersebut dinyanyikan tanpa ada reff. Pemain musik Panting memainkan musik tersebut dengan cara duduk, para pemain laki-laki duduk dengan bersila, sedangkan pemain perempuan duduk dengan bertelimpuh. Para pemain musik Panting pada umumnya mengenakan pakaian Banjar. Yang laki-laki mengenakan peci sebagai tutup kepala sedangkan pemain perempuan menggunakan kerudung.
FUNGSI
Musik Panting mempunyai fungsi sebagai :
- Sebagai hiburan, karena musiknya dan syair-syairnya yang kadang-kadang jenaka dan dapat menghibur orang banyak. Oleh karena itu, musik panting sering digunakan pada acara perkawinan.
- Sebagai sarana pendidikan, karena di dalam musik Panting syainya berisi tentang nasihat-nasihat dan petuah.
- Sebagai musik yang memiliki nilai-nilai agama, karena musik-musiknya mengandung unsur-unsur agama.
- Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama warga masyarakat.
- Sebagai kesenian musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.
DOWNLOAD:
Musik Panting (1)
Musik Panting (2)
Musik Panting (3)
Musik Panting (4)
Musik Panting (5)
Musik Panting (6)
Kada Ulun Biarakan Budaya Banjar Hilang di Dunia!
SUMBER:
Wikipedia
Kerajaan Banjar
Musik Panting
Sepakat, mun kada kita² nang anum ne, yang melestarikan siapa lagi...
ReplyDeleteBTW pian ada koleksi musik panting yang ada vokalnya lah?